Lagu Daerah | : | Kalayar,
Naluya, Palu Cempang Pupoi Selain wilayah Administrasi sebagaimana yang
diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, Propinsi KalimantanTengah dalam melestarikan adat istiadat dan
budaya setempat, maka dibentuklah Lembaga Adat Kadamangan, yang
berjumlah 66. Lembaga ini merupakan mitra Pemerintah Daerah dalam turut
serta pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan.
Nilai Budaya
Masyarakat
Suku Dayak Kalimantan Tengah sangat menjunjung tinggi kerukunan, saling
menghormati, tolong menolong terhadap sesama manusia baik antara Suku
Dayak sendiri maupun Suku Bangsa lain yang datang atau berada di Bumi
Tanbun Bungai, mereka tidak mempersoalkan terhadap suku-suku bangsa
lain, hal ini terlihat dari budaya masyarakat Dayak yang sangat dikenal
yaitu Budaya Rumah Betang.
Rumah Betang adalah sebuah rumah panjang yang didalamnya dihuni beberapa orang/keluarga yang hidup rukun damai antara satu dengan yang lainnya.
Upacara Adat
Masyarakat Dayak sangat menghormati dan menjunjung tinggi
adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh adalah
Ucapara Adat Perkawinan, Adat Menerima Tamu, Adat menghormati orang yang
rneninggal dunia khususnya bagi masyarakat Dayak yang masih memeluk Agama Hindu Kaharingan.
Falsafah Hidup Masyarakat
Falsafah masyarakat Kalimantan Tengah adalah Huma Betang yang mengandung arti berbeda-beda, akan tetapi tetap satu dan dilengkapi dengan falsafah " belum bahadat�?
yang artinya bahwa manusia itu hidup berada pada suatu tempat
menjunjung tinggi etika dan estetika antara adat istiadat masyarakat
setempat.
Belum Penyang Hinje Simpei, artinya kehidupan dalam suatu daerah harus diwujudkan dalam hidup yang rukun dalam suatu kebersamaan.
Indonesia
adalah negara yang memilki keanekaragaman suku bangsa dan bahasa.
apalagi makanan khas yang dimilki antara satu daerah lain. Karena saya
asli orang Dayak dari Kalimantan Tengah saya akan mencoba mengulas apa
saja makanan-makanan khas yang ada di Kalimantan Tengah.
1. Juhu Singkah / Umbut Rotan
Umbut Rotan (rotan muda) adalah salah satu makanan khas yang dimiliki
oleh Suku Dayak, terutama dari Kalimantan Tengah. Dalam bahasa Dayak
Maanyan, umbut rotan dikenal dengan uwut nang'e. Sedangkan dalam bahasa Dayak Ngaju dikenal dengan juhu singkah.
Umbut rotan ini dikenal masyarakat dayak karena mudah diperoleh didalam
hutan tanpa perlu menanamnya terlebih dahulu. Cara pengolahannya yaitu
pertama rotan muda dibersihkan kemudian kulitnya dibuang dan dipotong
dalam ukuran kecil. Umbut rotan seringkali dimasak bersama dengan ikan
baung dan terong asam. Umbut Rotan memiliki rasa gurih, asam, dan
kepahit-pahitan yang bercampur dengan rasa manis dari daging ikan
sehingga membuat umbut rotan memiliki citarasa tersendiri.
2. Kalumpe / Karuang
Kalumpe / karuang adalah sayuran yang dibuat dari daun singkong yang ditumbuk halus. Kalumpe merupakan bahasa Dayak Maanyan dan karuang
sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak Ngaju. Dalam pembuatannya,
biasanya daun singkong ditumbuk halus dan dicampur dengan terong kecil
atau terong pipit. bumbu untuk masakan ini adalah bawang merah, bawang
putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Apabila ingin bisa
ditambahkan cabe. Kalumpe terasa sangat enak apabila sedang panas. Masakan ini biasa disajikan bersama dengan sambal terasi yang pedas dan ikan asin.
3. Wadi
Wadi adalah makanan berbahan dasar ikan atau menggunakan daging babi.
Wadi bisa dibilang adalah makanan yang "dibusukan". Namun pembusukan ini
tidak dibiarkan begitu saja, sebelum disimpan, ikan atau daging akan
dilmuri dengan bumbu yang terbuat dari beras ketan putih atau bisa juga
biji jagung yang di-sangrai sampai kecoklatan kemudian di tumbuk manual atau di blender. Dalam bahasa Dayak Maanyan bumbu ini disebut dengan Sa'mu dan dalam bahasa Dayak Ngaju disebut dengan Kenta.
Pembuatannya yaitu ikan atau daging yang hendak diolah dibersihkan
terlebih dahulu, kemudian direndam selama 5-10 jam dalam air garam.
Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan mengering. Setelah
cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu sampai
merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau
plastik kedap udara yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama
3-5 hari. Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu. Setelah
selesao, wadi tidak bisa langsung dimakan tapi harus diolah kembali
antara lain dengan cara digoreng atau dimasak. Walau pembuatannya
terlihat mudah, tetapi apabila terjadi kesalahan sedikit saja dalam
memasukan bumbu serta perendaman maka akan membuat wadi menjadi tidak
enak bahkan tidak bisa dimakan. Oleh karena itu ada orang-orang tertentu
yang memilki keahlian untuk membuat wadi yang enak.
4. Bangamat / Paing
Bangamat dalam bahasa Dayak Ngaju atau paing dalam bahasa Dayak Maanyan adalah masakan khas yang dibuat dari kelelawar besar / kalong (Pteropus vampyrus).
Untuk konsumsi, kelelawar dengan jenis pemakan buah terbesar. Untuk
kelelawar jenis pemakan serangga dan penghisap darah tidak digunakan dan
tidak dikonsumsi untuk membuat makanan ini. Walaupun paing dikenal dan
dikonsumsi di beberapa daerah, tetapi orang Dayak mempunyai ciri khas
dalam pembuatannya. Paing yang akan dimasak dibersihkan dengan membuang
kuku, bulu kasar ditekuk dan punggung, serta ususnya. Sementara sayap,
bulu dan dagingnya dimasak. Untuk orang Dayak Ngaju paing dimasak dengan
bumbu yang lebih banyak. Sedangkan untuk Dayak Maanyan, paing dimasak
dengan bumbu yaitu serai dan daun pikauk (daun yang memiliki rasa
asam). Paing sering dimasak bersama sayur hati batang pisang yang
dipotong-potong, biasanya adalah pisang kipas. Serta juga bisa dimasak
bersama dengan sulur keladi yang dipotong-potong.
Tarian Kalteng Yaitu Tari Mandau
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar